March 27, 2014

The Holy Quran Techno Linguistic Miracle

source

Just find out that one of high school friend is a famous blogger hehehe.. 

I love Islam, 
I was born as moslem, and Im so grateful bout that. Me, my weak faith and low curiosity bout God and the way of life maybe wont find out the best way to God if I wasnt born as Moslem, Alloh SWT.* astaghfirullah*

But I believe, everyone has been given different "IMAN" asset in the beginning, as human its our duty to make it bigger or vice versa, and Alloh will always love us. No matter what we are, our condition. May we always get Alloh ridho till death and after. Allohuma amiin

In my opinion, love and faith will be up day by day by doing good things, showing that we always conduct good thing only for and due to Alloh love and ridho. One of Alloh miracle that given for us is Al Qur'an. Reading is Quran is not that easy. Your reading fluently, doesnt make you the best, meaning Quran doesnt mean you translate from Arabic to bahasa or Javanesse. huuhh, I've told it's not that easy right...
but never stop learning,  

Here now, I want to share about my boss post. I think i dont have capability to write a post like this, hehehe,

sorry this post in bilingual, I hope the original writing from him will make you easier to undersatand *pastinya lah :p*

This post contains "the magic of Quran". The miracle of "techno-lingustic" on Quran.

the Miracle QS AN NAHL : 66
Quran, Surah An-Nahl, Ayat 66

"Indeed, in the cattle ( An'aam ) there is a lesson for you. We give you to drink of that which is in their bellies ( buthuun) , between the filth (bowels) and blood, pure milk, which is sweet to those who drink"

in Bahasa, 


"Dan sungguh, di dalam binatang-binatang ternak itu ( An'aam ), benar-benar terdapat pelajaran bagi kalian. Kami memberi minum kalian dari apa-apa yang ada di dalam perut-perut ( buthuun) se-ekor binatang ternak, berupa susu yang bersih murni yang keluar diantara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya" ( TQS. Al An'am : 66).

The bold fonts indicates the keywords, 

His description about the meaning is here :

Seekor binatang ternak, bahasa Arabnya adalah "na'am", sedangkan bentuk pluralnya adalah "an'aam". Kata ganti kepemilikan ( dhomir muttashil bil ismi ) untuk "na'am" adalah"hi" ( atau bahasa Inggrisnya "his", lelaki tunggal / mudzakkar mufrod ), sedangkan kata ganti kepemilikan untuk "an'aam" adalah "haa" ( bahasa Inggris : "her", sebab jama' yang tidak berakal dalam bahasa Arab digolongkan perempuan tunggal / muannats mufrad ).Sedangkan perut, bahasa Arabnya adalah "bathnun", bentuk jama' / pluralnya adalah"buthuun".

Jadi kalau ingin mengatakan "dalam perut seekor binatang ternak", bahasa Arabnya adalah "fii bathnin na'am" atau "fii bathnihi". Sedangkan jika dikatakan "fii buthuuni 'l an'aam", atau "fii buthuunihaa", artinya adalah di dalam perut-perut binatang-binatang ternak.


Anda perhatikan, QS. An Nahl di atas menggunakan kata " fii buthuunihi", bukan "fii buthuunihaa", meskipun pada awal ayat menggunakan kata "al an'aam " yang seharusnya ber-dhomir "haa". Apakah ada kesalahan penulisan Qur'an, seharusnya "fii buthuunihaa"ditulis "fii buthuunihi" ? Orang-orang orientalis Barat pada abad 18~19 menggunakan ayat ini untuk menuduh terjadinya kesalahan penulisan Al Qur'an sebab --menurut mereka-- tidak sesuai dengan kaidah bahasa Arab, seharusnya "haa" ditulis "hi".


Kita katakan disini : Tidak ada salah tulis, bahkan frase "fii buthuunihi" justru menggambarkan bagaimana Al Qur'an menjelaskan secara singkat mekanisme pengolahan susu sehingga bisa terpisah dari kotoran dan darah sebagaimana diungkapkan dalam ayat tersebut. Frase "fii buthuunihi" artinya " di dalam perut-perut seekor binatang ternak". Artinya, sejak 15 abad lalu, Al Qur'an sudah menjelaskan bahwa perut seekor binatang ternak itu ada banyak segment, yang kesemuanya terlibat dalam pemurnian susu.


Fenomena ini baru diketahui abad 20 ini saja. Bahkan jika anda membaca tafsir Ibnu Katsir ( ditulis pada abad 7 H , sekitar 1300 M ) , beliau menyatakan yang intinya "fii buthuunihi pengertiannya sama dengan fii buthuunihaa, di mana frase terakhir ini digunakan dalam QS. Al Mu'minuun : 21 ". ( Lihat Tafsir Ibnu Katsir Juz 2 : 595, terbitan Darul Kutub Lebanon ). Ibnu Katsir tidak salah, memang saat itu belum diketahui bahwa seekor binatang memiliki bermacam-macam perut untuk memurnikan susu. QS. An Nahl : 66 ini membicarakan proses pemurnian susu sehingga perlu disinggung banyaknya perut yang ada dalam seekor binatang menyusui, sedangkan QS. Al Mu'minun : 21 tidak menyinggung proses pemurnian susu, sehingga tidak perlu mengungkapkan realitas ilmiah ini.


Jika kita berkunjung ke Dinas Peternakan, maka di sana terpampang bagan perut sapi, ada 4 bagian, kalau tidak salah reticulum, abomasum, omasum, dan rumen. Ada yang menyebut perut asam, perut kelelawar, dst... . Pada Unta hanya ada 3 bagian perut...Intinya sejak 15 abad lalu, Al Qur'an sudah memberikan informasi ini kepada kita

Semoga ini menambah keyakinan kita bahwa Al Qur'an benar-benar Firman Allah Tuhan Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, menambah semangat kita untuk mengamalkan isinya. Amiin.

What a wonderful post right,  this post is really touch my heart at that time, so I want share bout this in this occasion, May Alloh always lead and forgive us. Hope we will be better day by day.

Wassalamu'alaikum...

“Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaway I Love Islam” :)

come join us ;)

No comments:

Post a Comment